Luka, Allah SWT Tegur yang Terlupa

Daftar Isi
KUIS GIVEAWAY RAMADAN IN LOVE

Ada satu pengalaman paling berkesan di ramadan tahun lalu. Saat itu saya masih menempuh pendidikan di salah satu PTN di Kota Medan.

Bagian pinggir kanan jempol kaki kanan saya mengidap ‘penyakit aneh’. Mengeluarkan nanah bercampur darah. Nyeri luar biasa harus saya rasakan ketika pergi ke kampus. Terjepit di ujung sepatu membuat kaos kaki yang berjempol melekat pada luka.

Setiap pulang kampus, hal yang pertama saya lakukan adalah membuka kaos kaki dengan perlahan. Sering kali kulit jempol kaki ikut terangkat. Kemudian saya membilasnya dengan air mengalir dan mengoleskan obat luka.

Saya beristigfar berkali-kali.

Sampai suatu hari saya berinisiatif menempelkan tisu sebelum memakai kaos kaki. Apa yang terjadi? Tisu malah melekat pada luka. Meradang!

Akhirnya libur tiba. Saya menuju rumah dengan penuh suka cita.

“Kok enggak diobati?” tanya Mama sesampainya di rumah.

“Sudah, Ma. Setiap mau pasang kaos kaki diolesi obat dulu,” ucap saya sambil menyebutkan merk obat luka.

Saya kembali melakukan hal sebelumnya. Mencuci kaki, memencet nanah kemudian mengoleskan obat luka.

Pernah pada saat tarawih seorang ibu paruh baya tanpa sengaja menginjak jempol kaki itu. Bergetar badan saya menahan perih. Ketika saya singkap kain sarung, ternyata berdarah. Saya pun berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan luka.

Esoknya, Mama berucap, “Mungkin ada potongan kuku yang tidak bersih. Coba potong kuku di bagian yang sakit itu.”

Awalnya saya menolak. Pasti perih, kan? Namun akhirnya saya menuruti ucapan Mama. Dengan menahan perih, saya memotong kuku. Darah mengalir. Setelah memotong kuku, saya mencucinya.

“Balut pakai kunyit dan kain kasa ini, Nia,” ucap Mama sambil menyodorkan kunyit yang sudah dilumatkan dan kain kasa.

Alhamdulillah. Menjelang berbuka, saya buka perlahan balutan luka. Kering! Saya tekan-tekankan jempol kaki ke lantai. Tidak nyeri lagi!

Saya mengucap syukur padaNya. Terima kasih, ya Allah. Terima kasih, Ma. Mungkin ada kesalahan yang tidak saya sadari. Mungkin ada langkah kaki yang tidak diridhoi.

NB : Jumlah kata 300

Luka, Cara Indah Allah SWT Menegur yang Terlupa

Walaupun tidak sama persis, kira-kira ilustrasinya seperti ini


tulisan ini diikutsertakan dalam giveaway Ramadhan in Love


giveaway Ramadhan in Love

Karunia Sylviany Sambas
Karunia Sylviany Sambas Saya adalah seorang tenaga kesehatan yang suka menulis, membaca dan mempelajari hal-hal baru. Alamat surel: karuniasylvianysambas@gmail.com Selain di sini, saya juga menulis di Rekam Jejak Sang Pemimpi, Ketika Jejakku Menginspirasimu, Berlayar & Menambatkan Impian, Meniti Jembatan Impian, Jejak Inspirasi Sylviany, Cakrawala Baca Sylvia

2 komentar

Terima kasih buat kunjungannya. Semoga menginspirasi.
Silakan tinggalkan komentar di bawah postingan ini.

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Comment Author Avatar
17 Juni 2015 pukul 17.16 Hapus
Duuuuh..ngilu Bacanya..semua ada hikmah Nya Ya mba
Comment Author Avatar
20 Juni 2015 pukul 12.56 Hapus
aduh jadi ikut merasa sakitnya