Assalamu'alaykum wr wb, Sahabat Khansa ^_^
Alhamdulillah. Hari ini saya kembali membawa berita bahagia. Kabar ini datang dari NuBi. Salah satu rubrik di Harian Kompas yang sedang giat-giatnya melestarikan budaya mendongeng lewat #GerakanSumbangDongeng.
Naskah ini saya kirim di hari jelang deadline. Kan lebih dekat lebih baik ;)
Sensasi diburu deadline itu amazing sekali, lho!
Saya copy paste versi asli naskah Belajar Membatik, ya. Setelah membaca ini, semoga banyak pelajaran yang bisa diambil. Jadi, kita makin paham keinginan NuBi untuk #GerakanSumbangDongeng-nya itu seperti apa. Kan nggak kenal maka nggak sayang. Supaya sayang dan disayang NuBi, so kudu kenalan dulu!
 |
Klik untuk melihat gambar lebih jelas Naskah ini sesuai kriteria NuBi |
Atik
Belajar Membatik
Oleh Karunia Sylviany Sambas
Sabtu sore ini, Atik
berkunjung ke rumah Nenek di Sekoja, Jambi. Saat ini Nenek sedang bercengkerama
dengannya. Atik menceritakan tentang kegiatan di sekolah.
“Ohya,
Nek. Waktu tas sekolah teman Atik koyak, teman-teman menertawai dia. Kasihan
sekali, Nek.”
“Atik
tidak ikut-ikutan menertawai, kan?” tanya Nenek.
Atik
menggeleng kuat-kuat.
“Mengejek orang lain
itu kan perbuatan tidak baik, ya, Nek.”
Nenek mengangguk sambil
tersenyum.
Atik melihat sebuah tas
yang tergantung di dekat mesin jahit Nenek.
“Nek,
tas itu bagus, ya. Coraknya batik. Teman-teman Atik belum ada yang punya
begitu.”
Nenek
menoleh.
“Tas batik itu buatan
Nenek. Kainnya Nenek beli langsung dari sanggar batik,” jelas Nenek.
“Nek,
Atik juga mau tas seperti itu. Nanti Atik akan berikan pada teman Atik yang
tasnya koyak.”
Nenek
tersenyum lagi.
“Hati cucu Nenek
sungguh baik.”
Esoknya,
Atik dan Nenek pergi ke sanggar batik. Pemilik sanggar batik ini bernama Bu
Hanum. Beliau adalah teman sekolah Nenek.
Di
sana banyak anak seusia Atik yang sedang membatik.
“Batik tulis Jambi
memiliki ciri khas yang unik dan menarik. Baik dari segi warna maupun motif.
Sebagian besar pewarna batik Jambi diambil dari bahan-bahan alami, yaitu
campuran dari aneka kayu dan tumbuh-tumbuhan yang ada di Jambi, seperti getah
kayu lambato dan buah kayu bulian, daun pandan, kayu tinggi dan kayu sepang,”
jelas Bu Hanum.
“Kamu ingin belajar membatik?”
tawar seorang anak seusia Atik.
Nenek
tersenyum dan mengizinkan. Nama anak itu Dilla. Dia adalah cucu Bu Hanum. Sambil
menunggu Atik, Nenek bercengkerama dengan Bu Hanum.
Dilla
mengajari Atik membatik.
Mula-mula, ia
meletakkan kain putih seukuran sapu tangan pada sebuah benda yang disebut
gawangan. Sudah ada pola berbentuk bunga di kain itu. Dengan gawangan, kain
jadi tidak bergerak dan mudah untuk dibatik.
Lalu, Dilla mengambil lilin
dengan menggunakan canting. Canting adalah alat yang digunakan untuk membuat
motif batik. Lilin tadi sudah dicairkan di dalam sebuah wajan kecil. Secara
perlahan, Dilla menggoreskan canting mengikuti pola. Dari urutan atas ke bawah.
Sesekali, Dilla meniup-niup ujung canting.
“Ini cara agar lubang
canting tidak tersumbat lilin, Tik,” jelas Dilla.
Sambil membatik, Dilla
mengajak Atik bicara.
“Batik adalah salah
satu warisan budaya bangsa kita. Buktinya, UNESCO sudah mengukuhkan batik
Indonesia sebagai warisan budaya dunia,” ucap Dilla dengan nada bangga.
UNESCO itu United Nations Educational Scientific and
Cultural Organization, sebuah badan organisasi dunia yang menangani masalah
pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Atik pernah belajar ini di
sekolah.
Setelah membatik,
selanjutnya proses pewarnaan sesuai warna yang diinginkan. Selesai diwarnai,
lilin tadi dilorotkan. Kain dibilas lalu dijemur.
Karena hari sudah agak
siang, Atik pamit pulang. Nenek juga sudah membeli kain batik untuk membuat
tas.
Atik berterima kasih pada
Dilla. Kini ia jadi tahu banyak tentang batik. (***)
Hikmah Cerita
Bangga menjadi anak Indonesia sekaligus mencintai
batik sebagai salah satu warisan budaya.
Sebagai bahan belajar, silakan Sahabat Khansa bandingkan antara naskah asli dengan naskah yang dimuat, ya.
Bagi Sahabat Khansa yang ingin mengirim naskah cerpen anak #GerakanSumbangDongeng ke Kompas Klasika Nusantara Bertutur, silakan klik di sini Selamat mengirim. Semoga sukses! ^_^
Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaykum wr wb,
Karunia Sylviany Sambas