Fixiano Cerita Ian di Radar Sampit

Resensi Buku Fixiano Kumpulan Cerita Ian dimuat di Harian Radar Sampit edisi Minggu, 28 Juni 2015

Resensi Buku Fixiano Kumpulan Cerita Ian

Kumpulan Kisah Imajinatif Sarat Pesan Moral
Oleh Karunia Sylviany Sambas

Judul : Fixiano Kumpulan Cerita Ian
Penulis : Gabriel Fabiano (Ian)
Editor : Amelia Hirawan
Tata Letak & Ilustrasi : Bambang Danus
Penerbit : Sinotif Publishing, Jakarta
Cetakan : I, Oktober 2014
Tebal : xii + 132 halaman
ISBN : 978-18733-8-3

Dunia anak adalah dunia yang penuh dengan imajinasi. Anak mempunyai dunianya sendiri dan tidak jarang mereka menyalurkan kekuatan imajinasinya ini dengan berbicara pada teman-teman khayalannya.

Kumpulan cerpen anak Fixiano Kumpulan Cerita Ian ini memuat 15 kisah imajinatif sarat pesan moral. The Watermelon Bell, Kanguru Tanpa Kantung, Melody Fog, Perfectionist, Inked, Candy Land, Green Pixels, 41st Century, Beautifly, Eugene, Dance of The Piggy, Teddy Blue, Badnanas, Pia untuk Bally, Euforia. Pesan tersebut disampaikan penulis melalui Pesan dari Ian yang terletak di akhir setiap cerita.

Melalui buku setebal 132 halaman ini, Ian menuturkan beragam kisah imajinatif. Tokoh cerita ini tidak hanya manusia dan hewan. Melalui daya kreativitasnya, penulis juga menggunakan tokoh aneka candy, kurcaci, parfum, kaca rias, headphone, cone gula-gula kapas, selendang, dan sandal jepit.

Salah satu cerita dalam buku ini berjudul Kanguru Tanpa Kantung (halaman 13). Cerita ini mengisahkan tentang Kanga dan anaknya. Kanga adalah seekor ibu kanguru yang bijak, penyayang, dan rendah hati. Kanga memiliki perbedaan dengan kanguru lainnya. Ia tidak mempunyai kantung. Karena itu ia tidak bisa menggendong Kiki, anak kesayangannya.

Pada suatu hari Kiki bermain petak umpet dengan kedua temannya. Tanpa sengaja ia tertidur di tempat persembunyian. Kanga sedang bekerja di padang rumput mengumpulkan buah-buahan. Keadaan rumah yang tidak terkunci membuat para musang leluasa memasuki rumah. Para musang mencuri harta serta membawa Kiki.

Kanga sangat terkejut ketika mendapati rumahnya dalam keadaan berantakan. Ia makin terkejut saat menyadari bahwa Kiki tidak ada di rumah. Kanguru tanpa kantung itu menemukan banyak jejak kaki musang di sana. Kanga mengikuti jejak kaki itu hingga berakhir di sebuah pantai.

Demi mengejar Kiki, Kanga membeli sebuah kapal untuk menyeberang. Untuk mendapatkan kapal itu ia harus menjual rumahnya. Akhirnya ia sampai di sebuah pulau. Kanga mengikuti jejak musang yang ada di sana. Ia berhasil menemukan Kiki terikat di akar gantung. Ibu kanguru itu segera menyelamatkan anaknya.

Sayangnya, para musang melihat hal ini. Para musang mengejar Kanga dan Kiki yang sudah berada di atas kapal. Kanga berhasil tertangkap. Para musang membunuh Kanga dengan pedang sedangkan Kiki berhasil melarikan diri. Kisah ini tampil beda dengan kisah cerita anak lainnya yang mayoritas berakhir bahagia.

Cerita lainnya yang cukup imajinatif karena menggunakan sudut pandang benda mati terdapat dalam cerita berjudul Perfectionist. Kisah ini dimulai saat Mimi mendapatkan hadiah ulang tahun dari ibunya. Hadiah tersebut adalah parfum, kaca rias, headphone, cone gula-gula kapas, selendang, dan sandal jepit.

Saat Mimi dan ibunya keluar untuk makan siang, para hadiah terbangun. Mereka hidup. Parfum berubah menjadi Pinky si parfum yang sombong dan pelit tetapi cantik. Selendang berubah menjadi Sara si selendang yang cantik dan suka menolong. Gula-gula kapas berubah menjadi Kenny, si gula-gula kapas yang suka makan dan suka berbagi. Headphone berubah menjadi Hanna dan Henno si kembar headphone yang egois. Kaca rias berubah menjadi Mike si kaca rias yang baik dan suka menolong. Dan sandal jepit berubah menjadi Stella si sandal yang kurang percaya diri (halaman 32-33).

Stella si sandal jepit merasa sedih karena diletakkan di lantai. Berbeda dengan hadiah lainnya yang diletakkan di atas meja. Semua hadiah berusaha menghibur Stella. Namun usaha mereka sia-sia. Sampai akhirnya, Mike si kaca rias menemukan cara yang tepat agar Stella senang.

“Cara kamu menjadi senang adalah dengan usahamu sendiri. Berkacalah dengan menatapku. Kamu akan melihat dirimu dan pasti hal itu akan membuatmu senang.” (halaman 35-36).

Saat Mimi kembali, ia menonton televisi dan melihat penyiar televisi mengatakan bahwa sandal jepit dengan desain seperti hadiah ulang tahunnya hanya ada satu yang pernah dibuat di dunia. Mimi sangat senang. Ia meletakkan Stella si sandal jepit dalam kabinet gantung. Tentu saja Stella sangat gembira.

Buku ini dilengkapi pula dengan ilustrasi yang menarik. Kekurangan buku ini terletak pada sisi editing. Meski demikian, kesalahan tersebut tidak terlalu mempengaruhi isi cerita. Buku ini cocok bagi pembaca cilik karena dapat menghibur serta meningkatkan daya imajinatif dan kreativitas. (***)
Karunia Sylviany Sambas
Karunia Sylviany Sambas Saya adalah seorang tenaga kesehatan yang suka menulis, membaca dan mempelajari hal-hal baru. Alamat surel: karuniasylvianysambas@gmail.com Selain di sini, saya juga menulis di Rekam Jejak Sang Pemimpi, Ketika Jejakku Menginspirasimu, Berlayar & Menambatkan Impian, Meniti Jembatan Impian, Jejak Inspirasi Sylviany, Cakrawala Baca Sylvia

Posting Komentar untuk "Fixiano Cerita Ian di Radar Sampit"