Mariana Yunita Hendriyani Opat, Mencipta Ruang Aman Berawal dari Kegelisahan
Ketika kamu ingin membuat suatu gerakan, jangan bergerak sendirian. Cari orang lain dengan value yang sama denganmu dan berjalanlah bersama mereka, jalanmu akan lebih mudah setelahnya. (Tata)
Mariana Yunita Hendriyani Opat yang akrab disapa Tata, mewujud sosok pahlawan di kalangan PMSEU (Poor, Marginal, Socially Excluded, and Underserved).
Beliau gigih berjuang bersama rekan-rekannya membangun komunitas Tenggara Youth Community. Komunitas ini fokus pada isu HKSR (Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi) pada anak dan remaja, juga isu internet dan media sosial.
Bagaimana Kiprah Tata Bermula?
Keinginan Founder Tenggara Youth Community ini untuk menggaungkan isu hak kesehatan seksual dan reproduksi anak dan remaja di Nusa Tenggara Timur (NTT) didasarkan latar belakang pengalaman pelecehan seksual yang pernah ia alami di masa kecil
Saat itu Tata kecil belum mengetahui bahwa ia telah mengalami pelecehan seksual. Padahal itu dilakukan oleh orang terdekat. Sosok yang seharusnya menjadi pelindung, malah sebaliknya. Kejadian hari itu meninggalkan luka yang terus menganga hingga dewasa.
Tidak hanya sebagai founder Tenggara Youth Community, perempuan kelahiran Kiupukan (Kecamatan Insana), sebuah daerah kecil di wilayah Kabupaten Timor Tengah Tenggara NTT ini juga merupakan salah seorang dewan pengawas di PLAN Indonesia. Ini merupakan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang gigih memperjuangkan hak anak termasuk kesetaraan di Indonesia.
Pada tahun 2015, Tata mulai mengenal HKSR berkat obrolan dengan beberapa rekannya. Cerita-cerita tentang isu kekerasan seksual dan kesehatan reproduksi itu membawa Tata mengenal lebih jauh lagi tentang dirinya. Lebih dari itu, juga muncul semacam kekuatan untuk berdaya menyuarakan tentang situasi ini. Sesegera mungkin.
Tenggara Youth Community, Ruang Aman untuk Anak-Anak NTT
Tidak cukup mendapatkan informasi dari hasil obrolan, Tata berusaha mencari sumber lainnya yang lebih kredibel. Akhirnya ia berkonsultasi dengan seorang psikolog. Hasilnya luar biasa. Tata semakin mantap menyuarakan apa yang selama ini terkubur di dalam kedalaman hatinya.
Sebelum Tenggara Youth Community lahir, Tata lebih dahulu menjadi relawan PKBI NTT, sebuah LSM yang bertanggung jawab menjawab permasalahan kesehatan, sosial, dan meningkatkan kesejahteraan di Indonesia.
Di PKBI NTT ini dulunya ada program diskusi bagi remaja tentang isu HKSR, tetapi sudah tidak berjalan lagi. Nah, keberadaan program hibernasi inilah yang membuat Tata tergerak untuk berbicara lebih intens pada rekan-rekannya tentang kemungkinan lahirnya komunitas yang berfokus pada HKSR anak dan remaja yang kini dikenal dengan nama Tenggara Youth Community.
“Semoga Tenggara tidak hanya menjadi wadah untuk belajar dan berdiskusi tentang HKSR saja, tetapi juga menjadi ruang yang aman bagi anak dan remaja yang pernah mengalami atau menjadi penyintas kekerasan seksual seperti saya.”
Optimis Mengedukasi Isu Kesehatan Reproduksi
Bukan hal mudah memperkenalkan komunitas dan rangkaian kegiatannya kepada khalayak. Apalagi isu kesehatan reproduksi dianggap tabu untuk dibicarakan. Ya, tidak bisa dimungkiri bahwa pengetahuan masyarakat tentang HKSR memang masih belumlah mencukupi. Di daerah itu mitos sering kali disangkutpautkan dengan kesehatan reproduksi.
10 Tahun Tenggara Youth Community, Satukan Gerak Terus Berdampak
Senada dengan tema dari SATU Indonesia Awards ke-16 yang diselenggarakan oleh Astra pada tahun 2025, yakni Satukan Gerak, Terus Berdampak, seorang Mariana Yunita Hendriyani Opat yang sukses meraih SATU Indonesia Awards bidang kesehatan pada 2020 lalu pun terus bergerak menyatukan langkah bersama rekannya agar bisa terus memberikan arti.
“Saya ingin setiap anak mudah NTT bisa mengenali, mampu merawat, dan menjaga tubuh mereka. Dengan bersikap demikian, mereka bisa menghargai diri dan orang lain. Ya, semua orang unik dengan bentuk tubuh masing-masing.”
Kisah Tata yang bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun Tenggara Youth Community bukan dongeng yang tercipta satu malam dan dilakukan seorang diri. Ia mengamini bahwa banyak orang yang membersamainya sehingga bisa mencapai titik ini.
Ketika kamu ingin membuat suatu gerakan, jangan bergerak sendirian. Cari orang lain dengan value yang sama denganmu dan berjalanlah bersama mereka, jalanmu akan lebih mudah setelahnya. (Tata)
Referensi:
- Channel YouTube Yayasan BaKTI "BACARITA Kespro Bersama Tenggara NTT"
- Ebook SIA 2024
- Good Movement GNFI "Kisah Inspiratif: Membangun Masa Depan Lebih Sehat Bersama Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards"
- Instagram @tenggarantt dan @nttmuda