Bahan Bakar Nabati, Wujud Cinta Bumi Tiada Henti

Bahan Bakar Nabati, Wujud Cinta Bumi Tiada Henti - Jadilah seperti pohon kelapa yang memberikan banyak manfaat. Lihatlah! Akar hingga buah pohon kelapa yang memberi manfaat sepanjang masa. 

Filosofi pohon kelapa telah banyak dibahas dan dijadikan contoh teladan. Tak salah jika saya belajar banyak dari keberadaan pohon serbamanfaat ini. 

Pohon yang seringkali dipakai untuk menggambarkan majas personifikasi. Nyiur melambai di tepi pantai tentu sudah tak asing, bukan? Sebagai anak pesisir, saya sangat akrab dengan pohon berbatang tunggal ini. 

Berangkat dari kegemaran si anak pesisir bermain di pantai, hingga terkadang tanpa berpikir akan keselamatan memanjat nyiur, siapa sangka ternyata pohon yang bernama latin Cocos nucifera ini bermanfaat menjadi salah satu bahan bakar nabati. 

pohon kelapa kaya manfaat

Mengapa Harus Bahan Bakar Nabati


Dalam kehidupan ini ada yang dikenal dengan istilah siklus, dari tidak ada menjadi ada. Siklus ini membutuhkan waktu yang tak sebentar. Perlu waktu puluhan, ribuan, jutaan bahkan mungkin miliar tahun. 

Hidup manusia dan benda-benda di bumi ini pun tak luput dari siklus tersebut. Pembedanya, masa siklus tersebut berlangsung pada setiap zat. 

Dalam hal ini kita akan membandingkan antara siklus kehidupan manusia dengan kebutuhan akan bahan bakar minyak, sebagai salah satu sumber energi penting yang digunakan oleh seluruh masyarakat dunia.

Untuk mengubah dirinya menjadi emas hitam, minyak bumi membutuhkan waktu yang amat sangat lama, bahkan lebih lama dari keberadaan manusia di muka bumi. Keadaan ini menjadi timpang, tidak seimbang yang menyebabkan kebutuhan manusia akan sumber daya alam yang satu ini menjadi diambang tahap persaingan sengit.

Dalam berbagai literatur di masa pendidikan dasar, menengah, hingga atas, eksistensi minyak bumi selalu menjadi topik pembahasan dalam studi alam dan lingkungan. 

bahan bakar nabati yang baik

Situasi Darurat Dunia


Bahan bakar minyak adalah sumber daya alam yang berasal dari fosil. Sisa tulang belulang binatang atau tumbuhan zaman purba yang telah membatu dan tertanam di bawah lapisan tanah yang terbentuk dari sisa makhluk hidup yang mati jutaan tahun yang lalu ini bagaimana mungkin bisa mengalami siklus menandingi keberadaan manusia.

Dunia dalam situasi darurat! Keterbatasan sumber daya minyak tidak bisa diimbangi dengan tumbuh kembang manusia. Sehingga, minyak bumi dikategorikan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Oleh sebab itu, manusia berusaha mencari alternatif bahan bakar untuk terus mendapatkan pasokan energi. Sesuatu yang dapat mengimbangi manfaat minyak bumi. Guna yang sama dengan tingkat pembaruan yang lebih cepat sehingga penduduk bumi bisa lebih bernapas lega tanpa khawatir kehabisan sumber energi.

Keberadaan Bahan Bakar Nabati


Dilansir dari laman smart-tbk, bahan bakar nabati adalah sumber energi yang dihasilkan dari bahan organik tumbuhan atau hewan. 

Apakah keberadaan bahan bakar nabati ini bisa bertahan lama? Masih dilansir dari smart-tbk, ruang berita agribusiness and food itu juga menyebutkan bahwa bahan bakar nabati merupakan sumber energi terbarukan terbesar yang digunakan saat ini. Secara garis besar, bahan bakar nabati telah menyumbang 70% pasokan energi terbarukan. 

Cocos Nucifera Sebagai Masa Depan Bahan Bakar Nabati 


Dikutip dari jurnal yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesian Center for Estate Crops Research and Development, Luas tanaman kelapa di seluruh wilayah Nusantara adalah sekitar 3,875 juta hektare.

Petani kelapa biasa memanfaatkan pohon yang berasal dari suku aren-arenan ini  dengan mengubahnya menjadi kopra dengan harapan menaikkan nilai. Sayangnya, harapan para petani ini tidak berjalan sesuai tujuan. Keberadaan daging buah kelapa yang dikeringkan ini masih kurang berkembang, sehingga harga jual tak banyak menguntungkan petani kelapa.

Fakta ini menambah besarnya kesempatan pemanfaatan kelapa untuk keperluan sumber bahan bakar nabati. 

Sebuah materi yang terdapat pada laman madaniberkelanjutan.id begitu menggugah, yakni berkisah tentang securitise nature: proteksi Sumber Daya Alam (SDA) dengan meningkatkan value. Artikel ini memberikan pengetahuan tentang kesalahpahaman yang hanya melihat sisi sumber daya alam dari nilai ekonomis, padahal ada sisi tersembunyi yang ia miliki. 

Hal ini hampir sama dengan cerita tentang kelapa yang tak hanya bisa diubah menjadi kopra, tetapi bahan bakar nabati yang memiliki nilai lebih dan membawa banyak manfaat.

Dalam artikel tersebut juga disebutkan bahwa ada tiga ide utama dalam mengembangkan pelayanan ekosistem sehingga tercipta public privat partnership dalam upaya perlindungan terhadap sumber daya alam. 

Pertama, perubahan pola pikir yang menjadikan sumber daya alam sebagai sebuah aset. 

Kedua, membuka jalan sistem pasar berbasis solusi untuk lingkungan, hutan, dan alam. 

Ketiga, mengoptimalkan peran private sector dalam penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan. 

bumi hijau adalah

Nah, Sahabat, peradaban tinggi yang dibungkus madani berkelanjutan sebenarnya bisa dicapai. Seperti dalam artikel ini yang memuat tentang bagaimana kita, generasi muda bisa turut serta memberikan sumbangsih dengan menyampaikan berita baik tentang sekitar.

Meningkatnya energi kotor yang berasal dari bahan bakar fosil untuk ditukar secara perlahan menuju energi bersih. Mungkin saat ini keberadaan bahan bakar minyak masih mudah. Namun, kita tak dapat menduga apa yang terjadi 5 sampai 10 tahun ke depan. Saatnya generasi mudah bergerak! Dimulai dari sekitar dan berakhir mendunia!

Lewat gerakan jari-jemari kita di layar gawai, memberikan edukasi tentang bahan bakar nabati di sekitar bisa menjadi tanda kasih pada bumi.

Sebarkan tentang pemanfaatan bahan bakar nabati dan tunjukkan bahwa cita-cita bumi hijau itu menjadi kenyataan di waktu mendatang. 
Karunia Sylviany Sambas
Karunia Sylviany Sambas Saya adalah seorang tenaga kesehatan yang suka menulis, membaca dan mempelajari hal-hal baru. Alamat surel: karuniasylvianysambas@gmail.com Selain di sini, saya juga menulis di Rekam Jejak Sang Pemimpi, Ketika Jejakku Menginspirasimu, Berlayar & Menambatkan Impian, Meniti Jembatan Impian, Jejak Inspirasi Sylviany, Cakrawala Baca Sylvia

6 komentar untuk "Bahan Bakar Nabati, Wujud Cinta Bumi Tiada Henti"

  1. Bener banget bahan bakar itu terbatas dan tidak bisa diperbarui kalau kita tidak berhemat dan pandai memanfaatkan bisa bahaya untuk berlangsungnya kehidupan.

    BalasHapus
  2. Waduh, ternyata nabati bisa dipakai bahan bakar juga ya. Kirain buat makanan aja.

    Jika demikian, ada peluang agar bumi kita tetap hijau donk.

    BalasHapus
  3. Pemanfaatan EBT berbasis nabati ini memang masih diperdebatkan hingga saat ini karena dikhawatirkan akan mempengaruhi sistem pangan. Namun tentu perlu diupayakan untuk transisi menuju energi bersih karena bahagiamapun energi kotor saat ini merugikan berbagai aspek terutama ekologi dan sosial :( Terimakasih banyak mba sudah sharing memberikan insight baru^^

    BalasHapus
  4. Aku suka dengan tulisn2 yg edukatif semacam ini. Apalagi di era digital saat ini akses informasi jaid lebih mudah kan ya.

    Yuks yuks kita jaga bumi. Semga indonesia segra menemuka terobosan untuk menghadirkan bahan bakar yg jelas bisa dihasilkan dr kekayaan alam yg berlimpah yg kita punya ya. Seperti bahan bakar nabati ini

    BalasHapus
  5. ya ampuuun, kemana aja akkuuuh, baru tau kalau ada bahan bakar nabati. makasih banyak ulasannya mba. Minimal jadi makin aware sama lingkungan terdekat kita

    BalasHapus
  6. Kok aku baru tau ada bahan bakar nabati ya #kudet :p anyway, aku mencoba menjaga bumi dengan mengurangi penggunaan plastik dan memanfaatkan limbah dapur untuk di daur ulang. Semoga langkah ini bisa turut membuat bumi lebih "sehat" lagi :)

    BalasHapus

Terima kasih buat kunjungannya. Semoga menginspirasi.
Silakan tinggalkan komentar di bawah postingan ini.

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.