Mansetus Kalimantan Balawala, Sang Pengukir Lengkung Senyum dari Larantuka

Gemintang langit malam itu siap menyambut kelahiran sang bayi. Beberapa pasang kaki mondar-mandir di depan pintu. Harapan semoga sebentar lagi pekik tangis membawa bahagia menggema di tahun kelima pernikahan.

“Maaf, Pak. Ada penyulit kelahiran. Kita butuh bantuan segera!” seorang penolong persalinan keluar dari bilik dengan raut wajah cemas.

Setelah lima tahun berlalu, akhirnya sang ibu bisa merasakan adanya pergerakan makhluk hidup di dalam rahimnya. Namun, malang tak dapat ditolak, sang buah cinta tidak dapat lahir selamat ke dunia. Begitu pun sang ibu yang telah bertaruh nyawa juga ikut mengalami hal fatal. Tentu bukan hal yang benar bila terjadi pembiaran.

Fakta Angka Kematian Ibu di Indonesia


Kesejahteraan masyarakat di suatu negara dapat dilihat dari angka kematian ibu (AKI) yang rendah. Faktanya, sejauh ini kasus kematian ibu di Indonesia masih cenderung tinggi dibandingkan negara tetangga. Berarti euforia kesejahteraan yang dirasakan saat ini masih tergolong rendah juga.

AKI yang dicatat Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) pada tahun 2022 berkisar 183 per 100 ribu kelahiran. Kondisi ini sangat berbeda dibandingkan Malaysia dengan AKI 20 per 100 ribu kelahiran. Angka ini sangat mengkhawatirkan jika terus berlarut tanpa penanganan lanjut untuk mendapatkan solusi terbaik.

Menggali akar dari permasalahan ini adalah salah satu cara bijak untuk mendapatkan penanganan tepat.

Berdasarkan keterangan Sekjen Pokja Penurunan AKI dan Stunting dari Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), dr Dwiana Octavianty, SpOG(K), salah satu penyebab kematian ibu hamil yang paling sering terjadi adalah perdarahan pasca persalinan. Sesuai dengan penamaannya, pendarahan ini terjadi akibat komplikasi saat persalinan. Kondisi ini bisa saja terjadi dalam waktu satu hari hingga satu minggu pasca bersalin.

Komplikasi bisa diminimalisir jika ada pemantauan intensif pada calon ibu sejak perencanaan kehamilan hingga proses persalinan. 

Gerakan Mansetus Kalimantan Balawala


angka kematian ibu flores timur

“Tingginya Angka Kematian Ibu dan Anak di Flores Timur, salah satu penyebabnya adalah karena terlambat pertolongan."

Tidak! Tidak! Ini tidak boleh terjadi lebih lama lagi di desa kami. Inilah kiranya yang merongrong dalam sanubari seorang Mansetus dari Larantuka, sebuah daerah eksotis di Indonesia bagian tengah.

Pria kelahiran 1976 ini tidak memiliki latar belakang pendidikan kesehatan, tetapi ia terlihat menunjukkan semangat kepedulian pada masalah kesehatan di daerah terpencil ini.

Ia pun begitu antusias ketika pada Juli 2002 diadakan Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas tentang kondisi kesehatan ibu dan anak bersama Petugas Kesehatan dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana se-Kabupaten Flores Timur.

“Banyak ibu dan bayi meninggal karena terlambat dirujuk ke pusat-pusat pelayanan kesehatan. Ini semua bisa terjadi gara-gara petugas telat datang menolong karena begitu minim sarana transportasi.”

Minim Transportasi adalah Awal Tragedi


tangguh hadapi tantangan alam

Transportasi lancar adalah hal yang sangat dibutuhkan di tempat ini. Inilah kesimpulan yang didapatkan dari FGD hari itu. Perkara transportasi mungkin bisa jadi terkesan sederhana, tetapi siapa bisa menduga banyak peristiwa mengerikan di luar harapan bisa terjadi karena ketidakhadirannya.

Ide Brilian Mansetus, Enyahkan Duka, Terbitkan Senyum Tulus


Gerakan Mansetus Kalimantan Balawala

Tuhan memberikan pertolongan melalui perantaraan ide seorang Mansetus. Ia berinisiatif mengembangkan Program Manajemen Sarana Transportasi dengan sistem kerusakan minimum untuk pelayanan kesehatan di pedesaan.

Mans, begitu beliau akrab disapa, bahkan menghibahkan rumahnya sebagai kantor Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS).

Ia mengumpulkan anak-anak muda dan mengajak mereka untuk bersepeda motor membawa para bidan desa dan paramedis, agar lincah melayani warga di wilayah sulit.

Laki-laki yang lahir di Lewoleba, Kabupaten Lembata ini mendirikan YKS dan membeli 13 sepeda motor untuk bidan desa dan petugas kesehatan yang berada di lima kecamatan di Flores Timur.

“Agar selalu siap beraksi memberikan pelayanan dalam kondisi darurat. Senyum mereka adalah kebahagiaan kami,” ucap Mansetus dengan nyala semangat berapi-api.

Dampak Kehadiran Kuda Besi, Cakupan Pelayanan Meningkat Pasti


Cakupan Pelayanan Meningkat Pasti

Setelah sepeda motor hadir membawa warna baru dalam pelayanan kesehatan di Flores Timur, diakui Mansetus, tenaga kesehatan bisa lebih intens memantau kondisi kesehatan pasiennya, khususnya ibu dan anak yang benar-benar membutuhkan perhatian lebih banyak. Tenaga kesehatan jadi punya jadwal khusus untuk mengunjungi desa.

Jika ada pengendara sepeda motor di luar yang ditunjuk YKS, mereka harus mendapat persetujuan dari kepala puskesmas. Sepeda motor yang digunakan juga tidak asal-asalan. Sarana transportasi tersebut sudah dilengkapi pengaman untuk bisa kuat dan tangguh menghindari kerusakan saat menghadapi alam Flores Timur.

Mansetus tidak tanggung-tanggung menunjukkan kepedulian pada masalah kesehatan di daerah terpencil ini. Selain membeli sepeda motor tersebut, pria yang tinggal di Kota Sau I, Kelurahan Sarotari, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur ini juga menyediakan sebuah bengkel untuk merawat sepeda motor tiap perjalanan 2000 kilometer.

Terima Kasih Tulus dari Hati adalah Pengobar Nyala Semangat Abadi


“Setiap kali posyandu dia selalu mendampingi kita, tidak terlambat, datang pada jamnya, beri kita arahan yang bagus,” komentar seorang ibu yang mendapatkan bantuan Mansetus bersama YKS-nya.
“Sangat membantu dalam pelayanan karena kita punya walaupun alat lengkap, tapi kalau transportasi tidak menunjang, saya rasa juga tidak bisa mencapai tujuan,” ungkap seorang petugas kesehatan.

Hingga saat ini Mansetus dan YKS terus konsisten memberikan cinta pada desanya. Mereka menunjukkan adanya ilmu dalam kemitraan itu. Kehadiran sepeda motor yang digagas memberikan manfaat luar biasa membawa amanat kesehatan untuk semua.

Mansetus akhirnya masuk dalam daftar penerima SATU Indonesia Awards 2010 dari PT Astra International Tbk. Meski telah terpilih, laki-laki asal nusa terindah toleransi ini bertekad akan terus melakukan pekerjaannya karena ia berpedoman pada ajaran kitab suci.

larantuka adalah

AKI saat ini adalah tanggung jawab semua pihak. Mansetus Kalimantan Balawala dengan ide penyediaan sarana transportasi telah menunjukkan sumbangsih. Semoga akan lahir ide brilian dari sosok lain sehingga AKI di negeri kita tak lagi menjadi momok. (*)

Sumber:
  • Channel YouTube Mansetus Balawala
  • Ebook SIA 2023
  • Health Detik. Mengkhawatirkan! Angka Kematian Ibu di RI Masih Tinggi, Dipicu Hal Ini. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6597857/mengkhawatirkan-angka-kematian-ibu-di-ri-masih-tinggi-dipicu-hal-ini. Diakses pada 06 September 2023.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url