Enyahkan Penat! Yuk, Jalan-Jalan Biar Healing!

Daftar Isi
Postingan kali ini saya mau cerita tentang cara hidup sehat dan awet muda ala seorang Rekam Jejak Sang Pemimpi. Seorang yang ngaku penulis tapi kadang masih oleng sama yang namanya rebahan. Apalagi kalau sedang dapat jadwal sif padat, bisa-bisa bangun untuk salat, makan dan ke kamar kecil. Duh! Mager, ya! Eits, bukan, dong. Istirahat memaksimalkan waktu sebelum beralih ke jadwal sif besoknya.

Kondisi ini perlu banget segera diatasi, ya, kan? Saya jadi teringat istilah healing yang lagi banyak disebut-sebut, nih. Bagi saya salah satu healing adalah jalan-jalan. Jika dahulu pernah ke Yogyakarta, kini saya jadi pengen ke Subang, Jawa Barat. 

Sering banget dapat kabar teman saya pergi ke Subang dan mengunjungi destinasi wisata Kebun Teh Ciater dan banyak Curug. Foto-foto mereka kece-kece banget, lo. Karena berdomisili di pulau Sumatera, saya wajib mencari informasi terkini seputar Subang, misalnya sewa villa di subang murah biar lebih terarah dan acara jalan-jalan anti gagal.

Sebelum memutuskan untuk healing dengan cara jalan-jalan pastinya saya dan keluarga harus sudah menghitung pengeluaran, termasuk pembelian tiket yang jelas-jelas akan memakan budget. Kehadiran teknologi yang semakin memudahkan dari hari ke hari bisa ditemukan lewat aplikasi, misalnya promo Online Tiket Week (OTW) tiket.com ini. Istilahnya mau ke mana aja, sekarang ada tiketnya. Wah! Sangat dimudahkan, ya. Cuss, jalan-jalan buat healing anti gagal semakin dekat, nih!

Rencana villa udah ada, tiket udah aman juga. Selanjutnya masih harus dipikirkan adalah penginapan. Ya, siapa tau pas jalan-jalan nanti bisa jadi kemaleman. Daripada nekat forsir tenaga dan akhirnya sakit, malah kasihan maha rencana itu. Ya, alangkah baiknya mulai mencari oyo terdekat harga promo. Jaga-jaga seperti sedia payung sebelum hujan la, ya.

healing tak tergantikan

Healing tak tergantikan bagi saya dan mirip tapi tak sama bagi adik


Kemarin, adik saya mendadak menghilang di hari Minggu. Pagi itu saya baru saja pulang dari rumah sakit. Kebagian jadwal sif malam di malam Minggu, euy. Rasanya kayak apa? Biasa aja kok emang dah langganan. 

Sif saya sering bertolak belakang dengan jadwal kerja kedua adik. Saat mereka kerja, saya rebahan, dan berlaku sebaliknya. Saat mereka enak mendekam di balik selimut tebal, saya harus berjibaku dengan rutinitas rumah sakit. Nggak apalah ya. Biar rumah kami nggak kosong dan mama selalu ada temennya.

Tengah hari adik saya pulang dengan baju basah dalam tas plastik. Wajahnya terlihat ceria dengan langkah mantap mengucap salam.

“Kerja sepenuh hati, terima gaji lalu healing! Kakak juga perlu itu” celotehnya.
Saya lagi-lagi terkesiap dengan istilah viral itu. Benar kan, saya juga beberapa saat yang lalu mikirin healing.

Healing itu sebenarnya berarti penyembuhan. Apa yang perlu disembuhkan? Emang adik saya sedang sakit? Emang saya juga menderita sakit? Lambat saya terdiam dan akhirnya berhasil menemukan relevansi healing dengan diri. Ah, ya, rasa penat yang melekat erat ini sangat perlu disembuhkan. Fiks! Saya butuh healing.

Perbanyak syukur


Kadang rasa stres menyerang perlahan. Datangnya perlahan sih tapi sekalinya kena mental bisa-bisa menganggu aktivitas. Terus saya ngadu ke depan cermin. Lihat wajah sendiri sampai beberapa lama. Oalah, kok kusam, ya? Kok timbul kerutan di sekitar mata? Duh, kalo dibiarkan, wajah yang selalu dikira anak kedua ini bisa-bisa melesat jadi tante adik-adik saya, nih.

Nggak mau dong. Lantas saya buru-buru instropeksi diri. Ada ruang kesyukuran yang mungkin terabaikan. Ya, saya kurang bersyukur dengan rezeki yang diberikan Allah swt. Rasa lelah yang seharusnya diubah menjadi lillah. Tak ada alasan untuk mengeluh. Toh, apapun jejak langkah yang saya terima hari ini adalah buah dari bait-bait doa saya terkhusus mama dan almarhum papa.

Bahagiakan diri kemudian mereka


Sebagai seorang tenaga kesehatan saya pernah bilang bahwa “Jika ingin berkontribusi menyehatkan orang bagaimana mungkin jika kondisi pribadi malah memprihatinkan?” Nah, setelah serentetan keluhan lalu tersadarkan dengan satu kesyukuran, saya harus buat apa agar bisa terus konsisten dengan bahagia yang tercipta sendiri?

Lagi-lagi saya teringat pada artikel sebelumnya yang tentang cara saya mencegah otak biar nggak soak, yaitu dengan menulis, menonton, jalan-jalan, membaca dan bermain game online. Wah, ada-ada aja, ya. Padahal adik saya bilang kelima cara itu malah bikin dia penat. Saya hanya tertawa, ya, karena masing-masing pribadi selalu punya cara istimewa mewujudkan healing sehingga tercapainya cara hidup sehat dan awet muda.

Pada kesempatan kali ini saya kan memperjelas deskripsi tentang jalan-jalan ala seorang Rekam Jejak Sang Pemimpi. 

Jalan-jalan seperti apakah yang mampu mengenyahkan penat?


Jalan-jalan yang terencana


Mulai dari berangkatknya pakai penerbangan apa dan berapa biayanya. Adakah yang terhemat? Adakah yang lebih direkomendasikan karena nggak pakai acara transit, misalnya.

Tak kalah penting adalah penginapan. Ya nggak lucu dong, sampai di tempat wisata malah bingung mikirin tempat nginaplah. Harusnya sebelum pergi yang udah mulai ditentukan, mau di villa atau manfaatin aplikasi oyo, misalnya.

Bawa kebutuhan seperlunya


Nggak perlu bawa banyak ini itu. Karena ada niat bawa oleh-oleh pastinya. Yang pasti bawa sesuatu yang pasti terpakai. Jangan lupa, selain untuk kebutuhan harian juga kebutuhan konten. Baik foto untuk blog, postingan sosial media dan video. Apapun itu tentu saja tak salah ungkapan yang bilang dokumentasi akan membuat perjalanan jadi abadi.

Rangkaian cerita dari sebuah perjalanan


Meskipun berada di poin akhir, saya selalu senang dengan deretan tulisan untuk mengabadikan sebuah perjalanan kesyukuran. Penat telah hilang dan berganti dengan energi baru menjalani hidup. Menuangkan tulisan dan menjadikan tiap katanya menjadi sumber asa untuk merekam jejak perjalanan selanjutnya. 

Kesimpulan


Rencana yang matang akan mampu membuat hasil yang diharapkan menemui maksimal. Termasuk healing tak tergantikan akan menjadi milik siapapun yang punya semangat sembuh dari penat yang melekat. 
Karunia Sylviany Sambas
Karunia Sylviany Sambas Saya adalah seorang tenaga kesehatan yang suka menulis, membaca dan mempelajari hal-hal baru. Alamat surel: karuniasylvianysambas@gmail.com Selain di sini, saya juga menulis di Rekam Jejak Sang Pemimpi, Ketika Jejakku Menginspirasimu, Berlayar & Menambatkan Impian, Meniti Jembatan Impian, Jejak Inspirasi Sylviany, Cakrawala Baca Sylvia

2 komentar

Terima kasih buat kunjungannya. Semoga menginspirasi.
Silakan tinggalkan komentar di bawah postingan ini.

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Comment Author Avatar
22 Maret 2022 pukul 11.00 Hapus
Nah bener banget obatnya capek dengan liburan kayak self healing gitu, refreshing sekalian menghilangkan rasa penat.
Comment Author Avatar
23 Maret 2022 pukul 11.20 Hapus
Bener bgt ini mbak, kita memang perlu jalan-jalan mbak, saya juga lakukan ini dalam 1 bulan sekali, makasih ya mbak nia.