Mudah! Cara Membuat Buku Cerita Anak Bergambar

Dulu saya sering bertanya tentang bagaimana cara membuat buku cerita anak bergambar? Pasalnya, teman-teman penulis yang saat itu sama-sama berjuang di dunia literasi anak sudah menelurkan banyak karya berupa bacaan anak.

Saat itu saya masih melanglang dunia menulis, sampai kini juga, sih. Terkadang saya menulis genre anak, terkadang genre motivasi, dan juga artikel. Saya kira sungguh jauh panggang dari api untuk bisa menjadi seperti itu.

Lalu, perlahan saya mengenal komunitas menulis di facebook. Saat itu lalu lintas facebook sungguh ramai. Saya merasa belum menjadi penulis beneran karena belum punya buku solo. Saat teman-teman sudah promosi buku solo, saya masih terlalu bahagia dengan antologi.

Memang, sih, nggak ada yang salah dengan antologi karena itu merupakan semangat pembuka untuk memiliki buku solo. Sayangnya, karena minim pengetahuan pentingnya dokumentasi, saya tidak memiliki satu pun antologi jejak perjuangan menulis pada masa awal-awal dahulu.

Kembali pada cara membuat buku cerita anak bergambar, ya. Bagaimana cara membuat buku cerita anak-anak? Yam, agar kesalahan saya pada masa lalu tidak terulang kepada Sahabat yang ingin mulai menulis cerita anak, yuk, simak artikel berikut sampai selesai, ya.

Langkah Mulai Belajar Cara Membuat Buku Cerita Anak Bergambar

Cara Membuat Buku Cerita Anak Bergambar


Bagi pemula, membuat buku cerita anak bergambar sering kali menimbulkan tanda tanya besar. Bagaimana, ya, cara mulai menulisnya?

Tanya teman

Poin pertama ini adalah buah silaturahmi. Oleh sebab itu saya terbiasa menjalin silaturahmi sejak awal terjun di dunia literasi. Mulanya, bisa dengan follow akun media sosial, ucapkan selamat atas pencapaian teman, dan berlanjut dengan tanya-tanya seputar karya, termasuk cara membuat buku cerita anak bergambar.

Bayangkan, jika komunikasi tidak terbangun hangat sejak awal, apakah mungkin pertanyaan kita akan mendapat jawaban yang melegakan? Bagi saya, untuk memulai tanya saja jadi sungkan jika langsung todong, tanpa pernah berbincang via media sosial sebelumnya.

Ikut kelas menulis

Kelas menulis ada banyak ragamnya. Materi, platform, benefit, narasumber. Penulis masa kini tinggal ikuti kelas yang diinginkan. Tentu saja, pertimbangkan kebutuhan dan bujet yang ada.

Kedua hal ini harus seimbang. Jika kelas kurang dibutuhkan, uang yang dikeluarkan akan jadi percuma. Sementara jika bujet ada, tetapi tugas kelas tidak dikerjakan dengan maksimal, ini juga sia-sia.

Terbaru, ada kelas yang dibanderol dengan harga 300-500 ribuan. Namun, materi dan tugas di kelas ini sudah premium, jadi hasil belajar di kelas langsung terbit. Bagi Sahabat yang ingin memiliki buku cerita anak bergambar solo mengikuti kelas ini adalah langkah tepat. Jika sudah bayar mahal, tetapi tidak mengirimkan tugas, sangat disayangkan, bukan. Oleh sebab itu, perlu pertimbangan matang untuk mengikuti kelas jenis ini.

Saya sendiri lebih senang mengikuti kelas bincang editor. Biaya kelas semacam ini berkisar 20 ribuan saja. Para peserta dapat materi dan rekaman kelas. Narasumber membicarakan materi dan kebutuhan naskah. Nah, sekarang para peserta bertugas mandiri. Tidak ada deadline pengiriman.

Tanya mentor

Selanjutnya, tanya mentor. Masih bingung cara membuat cerita anak bergambar, mentor akan berkenan memberikan arahan. Namun, ada juga, sih, mentor yang tidak lagi membuka ruang diskusi pasca kelas. Untuk hal ini, memang harus dipastikan kembali agar tidak menyinggung, ya.

Tanya mentor tidak akan berjalan lancar jika kita tidak menjadi peserta dalam kelas yang ia adakan. Oleh sebab itu, kita harus menjadi peserta kelas dahulu, sebelum memilih opsi ini, ya!

Ketiga poin di atas akan memberikan gambaran awal bagi seorang penulis yang ingin memulai langkah menulis cerita anak, khususnya buku cerita anak bergambar.

Pahami Langkah-Langkah Dalam Membuat Cerita Bergambar

Pahami Langkah-Langkah Dalam Membuat Cerita Bergambar

Selanjutnya, kita akan beralih pada langkah-langkah dalam membuat cerita bergambar. Langkah demi langkah ini penting agar penulis bisa fokus terhadap apa yang perlu dipersiapkan sebelum mulai menulis.

Jenjang buku

Sejak tahun 2022, terdapat aturan penjenjangan yang dapat memandu penulis terhadap kebutuhan pembaca sasaran. Misal, dalan jenjang A, harus terdapat 5 kata dalam satu kalimat dan 5 kalimat dalam satu halaman.

Ketentuan ini berbeda dalam tiap jenjang. Untuk mengetahui lebih jelas tentang aturan ini, Sahabat bisa mengunduh di sini.

Untuk lebih memahami aturan penjenjangan, Sahabat bisa membaca buku-buku terbitan yang sudah menggunakan aturan ini. Oh, ya, jangan heran jika menemukan buku dengan jenjang tertentu pada sampul, tetapi ketika dibaca, belum sesuai aturan penjenjangan, ya.

Aturan ini muncul pada tahun 2022, jadi secara ide cerita termasuk jenjang tersebut, tetapi secara penulisan, mungkin belum, ya.

Premis

Secara singkat, premis adalah peta yang akan membawa cerita kita dari awal hingga akhir. Isinya adalah tokoh ingin A, tetapi B. Akhirnya ….

Misal, Rika, seorang anak disabilitas ingin mempersembahkan hidangan istimewa untuk Ayah, tetapi ia tidak dapat membuatnya seorang diri. Akhirnya ….

Sinopsis

Sinopsis bukan blurb yang terdapat pada sampul belakang dan meninggalkan tanda tanya terhadap akhir cerita. Sinopsis harus memuat cerita sejak awal hingga akhir. Dengan kata lain, akhirnya harus diberitahukan secara singkat.

Sinopsis memberikan gambaran kepada juri atau editor sebelum membaca lebih lanjut cerita yang pembaca suguhkan.

Kesalahan penulis pemula terkadang adalah menyamakan sinopsis dengan blurb, sehingga cerita tidak diketahui akhirnya. Ini bisa mengurangi penjurian atau ketertarikan untuk melanjutkan proses penyeleksian.

Penokohan

Penokohan memuat nama, fisik, dan psikologi. Penokohan yang baik menciptakan seorang tokoh yang tidak sempurna, tetapi tetap manusiawi dengan segala keistimewaannya.

Papan cerita

Nah, ini adalah bagian penting dari proses panjang tadi. Papan cerita memuat halaman, teks, dan visual. Tiga kolom ini akan menunjukkan cerita yang akan tercipta.

Halaman dapat dibuat spread, artinya hal 2 dan 3 memiliki satu ilustrasi yang membentang (horizontal). Biasanya, halaman 1 dibuat tungga, satu ilustrasi vertikal.

Untuk visual, penulis harus menuliskan bagian ini cukup jelas agar ilustrator mudah membayangkan ilustrasinya. Akan lebih baik, jika penulis juga menyertakan gambar sebagai panduan ilustrasi.

Demikian cara membuat buku cerita anak bergambar. Panduan ini harus dilakukan dengan sabar agar memudahkan dalam proses ilustrasi oleh ilustrator.

Isi dalam buku cerita bergambar terdiri dari apa saja, ya? Berdasarkan hal di atas terlihat bahwa harus ada sampul depan, isi, dan sampul belakang. Pada sampul depan ada ilustrasi yang sebaiknya tidak sama dengan gambar yang terdapat dalam bagian isi.

Pada sampul belakang, jangan lupa tambahkan blurb agar membuat calon pembaca tertarik untuk membaca halaman demi halaman buku cerita anak bergambar. Jangan khilaf untuk menyertakan sinopsis pada bagian ini sehingga buku cerita anak kita malah tidak menjadi menarik lagi.

Cara membuat buku cerita anak bergambar tidak mudah, tetapi bukan berarti sulit juga. Semoga panduan ini dapat membantu calon penulis buku anak, ya!
Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url