Kalah dan Menang, It's Okay To Not Be Okay

Daftar Isi
Kalah dan Menang, It's Okay To Not Be Okay - Sahabat Khansa, pada postingan kali ini saya akan membahas tentang kalah dan menang. Mungkin biasanya orang akan membahas tentang menang dan kalah tetapi saya memilih untuk membahas kalah dan menang. Mengapa? Karena saya sadari kebanyakan dari kita lebih pasti menerima kemenangan, tapi jarang yang siap untuk menerima kekalahan. Apakah itu sebuah kesalahan? Enggak, dong. Manusiawi, kok. 

It's Okay To Not Be Okay

Oh, ya, Sahabat, hari ini saya mendapatkan dua berita. Pertama, berita kemenangan Alhamdulillah. Kali ini berasal dari web yang pernah saya ceritakan dalam postingan sebelumnya, Tokoh Terpopuler. Saya berhasil meraih juara favorit atas tulisan saya Ikhlas Berbagi! Sari Rahmayani, Pelopor Kelas Literasi Pertama di Tanjungbalai. Bagi Sahabat yang ingin bergabung, buruan, ya. Banyak event dan lomba siap menanti, lo!

Kedua, sebuah berita kekalahan saya terima. Ya, tetap harus berjuang lagi, dong. Enggak boleh patah semangat. Karena masih banyak event lain yang menanti kemenangan saya. Ceileh! 

Sahabat Khansa, sebenarnya kalah dan menang itu, it's okay to not be okay, ya kan? Kan ada masanya. Kalah-menang, pergi-pulang, siang-malam. Jadi, tetap nikmati saja semua proses dengan semangat! 

Saya punya tip sederhana agar bisa lebih bijak mengelola kalah dan menang, nih: 

1. Melatih Mental 

Ada kalanya kita menang dan ada kalanya kita kalah. Jika ada yang menang, maka ada pula yang menang. Pemenang lahir karena adanya yang kalah dan yang kalah hadir karena adanya pemenang. Nah, jadi kita enggak usah terlalu pusing. Contohnya, saya pernah mengikuti sebuah lomba cipta puisi di akun insagram penyelenggara. Pemenang utamanya itu ternyata pernah saya lihat berada dalam urutan karya posisi akhir, lo! Hari ini ia berhasil menjadi seorang jawara. 

2. Membuat Bekerja di Atas Rata-Rata 


Jika ingin menjadi seorang pemenang, berarti kita mau tidak mau harus melakukan sesuatu di atas rata-rata yang orang lain lakukan. Kalau kita sama saja kapasitasnya, berarti kita tidak bisa melampaui sang pemenang. Kita perlu semangat berjuang untuk kesempatan yang datang berikutnya. Untuk menjadi pemenang kita harus berusaha menargetkan diri untuk mencapai rata-rata yang tinggi itu. 

3. Mampu Melihat Pintu Lain yang Masih Terbuka 

Ada kalanya kita kalah, tetapi kalau fokus tetap tertuju pada satu pintu maka kita akan melupakan pintu lain yang terbuka. Oleh sebab itu, kita harus kembali berjuang. Jangan berputus asa dan kelak kita jangan berpuas diri. Mengapa? Karena mempertahankan itu lebih sulit daripada mencapai. 

Nah, Sahabat, dengan bijak mengelola menang dan kalah, maka mental akan terlatih, membuat semangat dalam bekerja agar mampu melampaui orang lain serta bisa melihat kesempatan lain yang masih terbuka. Selamat berjuang! Kalah dan menang, it's okay to not be okay, ya, kan? (*)
Karunia Sylviany Sambas
Karunia Sylviany Sambas Saya adalah seorang tenaga kesehatan yang suka menulis, membaca dan mempelajari hal-hal baru. Alamat surel: karuniasylvianysambas@gmail.com Selain di sini, saya juga menulis di Rekam Jejak Sang Pemimpi, Ketika Jejakku Menginspirasimu, Berlayar & Menambatkan Impian, Meniti Jembatan Impian, Jejak Inspirasi Sylviany, Cakrawala Baca Sylvia

Posting Komentar