Pengalaman Memaafkan Diri Sendiri

Pengalaman Memaafkan Diri Sendiri - Memaafkan adalah suatu hal yang memberikan pengalaman berkesan. Banyak kesalahan yang tercipta sebagai manusia yang lemah, tak luput dari khilaf dan alpa. Sulit meminta maaf berbanding dengan sulitnya memaafkan. Ada latar belakang yang membuat kesulitan itu tercipta.

Beragam masalah yang mengharuskan saya meminta maaf, salah satu yang berkesan adalah meminta maaf pada diri sendiri. Permohonan maaf yang saya tujukan karena kezaliman yang pernah saya lakukan.

Arti Memaafkan


Mengurangi Waktu Istirahat


Rutinitas bekerja dalam sif membuat jadwal istirahat menurun drastis. Tentu hal ini terkait konsekuensi yang saya ambil. Sebelum memutuskan untuk mengikuti ujian seleksi CPNS 2018, saya sudah mengetahui akan hal ini. Tetapi yang dipikirkan sebelumnya, ternyata lebih dari itu. Bekerja dalam sif membuat saya nyaris tak mengenal istirahat sesuai jadwal.

Kegiatan menulis dan mengirim karya ke media juga ‘menyita’ istirahat. Lucunya, saat mengantuk dan tidak memungkinkan untuk istirahat, saya justru membuka web canva dan mendesain sesuatu untuk mengusir kantuk.

Mata meminta haknya, tetapi tidak bisa saya kabulkan saat itu.

Bekerja dalam sif dan menulis adalah dua hal menjadi kesibukan saya hingga hari ini. Apakah saya menyesal? No, no! Kedua hal tersebut adalah sebuah konsekuensi. Berbeda dengan risiko, konsekuensi adalah hal yang terencana. Jadi, saya meminta maaf pada diri karena telah merampas sesuatu yang seharusnya menjadi miliknya. Istirahat.

Menguras Tenaga dan Pikiran


Saat bekerja pasti tenaga terkuras dengan aktivitas. Baik pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan maupun administrasi, bekerja itu ya sama-sama membutuhkan fokus. Maka, saat pekerjaan sedang banyak-banyaknya, tenaga dan pikiran akan terforsir melebihi kebiasaan.

Berkurangnya Ibadah dengan Dalih Lelah


Dahulu, salat malam menjadi suatu kebiasaan. Entah karena aktivitas yang tidak terlalu padat, entah karena jarak kamar mandi dan kamar tidur yang dekat atau karena semangat ibadah yang tak kenal lelah. Sekarang, semua seolah harapan yang belum berujung jawaban. Ibadah malam jarang sudah dilakukan.


Bagaimana Cara Meminta Maaf Pada Diri Sendiri?


Lantas, bagaimana cara meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuat pada diri? Jangan sampai berlarut-larut karena hal tersebut bisa mengakibatkan hal buruk bagi kesehatan fisik dan mental.

Manajemen waktu


Seseorang akan diuji di waktu luangnya. Bagaimana ia mampu memanajemen diri. Alhamdulillah, meskipun terasa tertatih, saya mulai bisa membagi antara tugas yang satu dengan yang lain. Membuat daftar tugas yang menjadi prioritas. Setelah selesai dari tugas yang satu lalu menuju tugas yang lain. Mencatat aktivitas tersebut membuat saya terhindar dari lupa.

Makan Makanan Bergizi Plus Suplemen


Alhamdulillah karena sudah bekerja, maka saya bisa menambah asupan nutrisi. Sepulang kerja, saya bisa singgah di market atau apotek untuk membeli kebutuhan yang dapat meningkatkan imunitas tubuh.

Piknik Diri


Membaca dan menulis adalah piknik diri yang mumpuni. Pandemi bukan penghalang untuk melakukan piknik. Bahkan, seperti tulisan saya sebelumnya, bahwa dengan mendesain sesutu pun bisa membuat kantuk menghilang. Intinya, hiburan sederhana apapun yang bisa membuat alam pikiran bersenang-senang adalah terapi dari kesibukan.

Bersyukur dengan Kesibukan


Sekalipun kita merasa lelah saat bekerja, saya harus menyadari bahwa lebih lelah lagi jika tidak bekerja. Secara materi tentu jauh berbeda dan secara manusiawi saya akan kehilangan apa yang disebut sebagai bermanfaat. Bekerja berarti memberikan manfaat bagi orang lain dan itu adalah sebaik-baiknya makhluk.

Ibadah adalah Prioritas


Poin yang tidak dapat diganggu gugat. Kesibukan apapun yang dilakonkan di dunia ini akan bermuara pada akhirat yang abadi. Dengan dalih kesibukan lalu tidak menempatkan ibadah sebagai hal yang diutamakan, tentu akan merugi.

Pengalaman memaafkan diri sendiri membuat saya jauh lebih menghargai setiap hela napas. Melakukan kewajiban dan memberikan hak akan menjauhkan diri dari kekufuran. Semangat berbenah dan bertumbuh, wahai diri. (*)
Karunia Sylviany Sambas
Karunia Sylviany Sambas Saya adalah seorang tenaga kesehatan yang suka menulis, membaca dan mempelajari hal-hal baru. Alamat surel: karuniasylvianysambas@gmail.com Selain di sini, saya juga menulis di Rekam Jejak Sang Pemimpi, Ketika Jejakku Menginspirasimu, Berlayar & Menambatkan Impian, Meniti Jembatan Impian, Jejak Inspirasi Sylviany, Cakrawala Baca Sylvia

2 komentar untuk "Pengalaman Memaafkan Diri Sendiri"

  1. Saya baru tau kalau hal2 ini termasuk cara memaafkan diri, kalo begitu saya udah dijalan yang benar mbak, karena udah manage waktu, jam tidur on time, olahraga dan makan makanan yg sehaat

    BalasHapus
  2. Baru tahu ya, selama ini saya memaafkan diri dengan makan berlebih. Ternyata itu tidak membuat diri ini lebih baik. Malah bikin obesitas dll.

    BalasHapus

Terima kasih buat kunjungannya. Semoga menginspirasi.
Silakan tinggalkan komentar di bawah postingan ini.

Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.